Cerpen: Kapten Kapal dan Ahli Mesin

Awak kapal tiba-tiba berteriak pada kapten, "Kapten, mesin kapal rusak!" Mendengar laporan anak buahnya, kapten yang percaya diri menjawab, "Tidak mungkin! Kapal ini sangat canggih, kuat. Tidak mungkin rusak!" Anak buahnya pun menjawab, "Silahkan lihat sendiri, Kapten." Kapten pun mempercayai anak buahnya setelah melihat mesin kapal nya benar benar rusak.

Ribuan penumpang dan puluhan awak kapal panik. Masalahnya, mereka kini berada di tengah samudera. Tidak ada jalan lain selain memperbaiki mesin kapal. Kalau tidak, mereka akan tenggelam perlahan atau mati kelaparan. Sekarang, semuanya tergantung pada kebijaksanaan sang kapten. Kapten memerintahkan anak buahnya untuk segera memperbaiki mesin yang rusak itu. Namun, hal itu hanya sia-sia. Semua anak buahnya tak mengerti mesin dan tidak bisa memperbaiki kapal itu.

Sang kapten kemudian menunjukkan rasa tanggung jawabnya dan mulai memperbaiki mesin kapal dengan sekuat tenaga. Ia menggunakan palu besar untuk memukul bagian yang "dianggapnya" perlu. Kapten yang satu ini sangat kuat dan tidak mudah putus asa. Ia terus berusaha memperbaiki. Sampai akhirnya ia lelah.

Kapten pun mengumumkan pada seluruh penumpang bahwa kapal dalam keadaan darurat dan meminta tolong pada siapa saja yang mengerti mesin untuk memperbaiki kapal itu. Karena jika tidak, mereka semua akan tenggelam. Di tengah para penumpang yang panik, seseorang datang menghampiri sang kapten. Orang itu adalah ahli mesin kapal.

"Biarkan saya membantu, Kapten," kata ahli itu. Sang kapten menjawab, "Yakin Anda bisa?" Tanpa menjawab, si ahli kapal pun mulai memeriksa kerusakan. Setelah menemukan kerusakan itu, ia berkata, "Aku tahu penyebabnya kapten" Kemudian ahli kapal itu mulai memperbaiki. Hanya dengan satu pukulan kecil dengan palu yang kecil, mesin kapal pun kembali berfungsi. Sang kapten terkejut dan berkata, "Berapa saya harus membayar Anda?" Dengan santai sang ahli menjawab, "Satu juta dolar, Kapten." Sang kapten makin terkejut, "Apa?! Satu juta dolar?! Yang benar saja? Anda hanya memukulnya sedikit sekali. Tenaga yang Anda keluarkan hanya sedikit. Saya hanya berani membayar tenaga Anda satu dolar." Sang ahli pun menjawab, "Iya, Anda benar. Satu dolar memang untuk tenaga saya. Tapi, sisanya itu adalah untuk keahlian dan pengetahuan saya. Bukankah tadi Kapten mengeluarkan banyak tenaga dan sia-sia?"

Amanat: "Pengetahuan dan keahlian lebih berharga daripada hanya sekedar tenaga. Tenaga menyumbang satu dari satu juta, keahlian adalah sisanya."

Diadaptasi dari pengarahan Bapak I Ketut Bawa, M.Pd.

Salam SITA!